Jumat, 31 Desember 2010

Gheorghe Hagi, Maradona dari Carpathian

Legenda sepak bola Rumania, Gheorghe Hagi.
Sekilasbola - Kalender menunjuk Januari 1999. Rakyat Rumania terhenyak mendengar kabar bahwa legenda hidup mereka, Gheorghe Hagi, akan gantung sepatu dari lapangan hijau. Ini tidak boleh terjadi. Rumania sebentar lagi akan berlaga di Piala Eropa 2000 di Belanda dan Belgia. Dan, Rumania masih butuh pemain gaek berumur (waktu itu) 34 tahun tersebut.

Rakyat seluruh negeri pun bersatu. Mereka patungan duit guna membeli seekor kuda balap untuk dihadiahkan kepada Hagi. Rakyat Rumania bersatu-padu untuk memohon kepada Hagi agar tidak pensiun dulu. Hagi kemudian tak berkutik.“Aku sempat menitikkan air mata kala itu. Harga kuda itu memang tak seberapa bagi saya. Tetapi perhatian mereka terhadap saya ternyata begitu tulus dan begitu besar,” ujar Hagi. Dia pun membatalkan niatnya untuk pensiun. Demi bangsa dan negara.

Kiper utama Rumania, Bogdan Lobont, tak mampu mengendalikan rasa haru begitu tahu Hagi bersedia merumput lagi. “Aku bahagia dan rela merapikan tempat tidur Hagi setiap pagi di kamp latihan kalau dia bersedia kembali bergabung dengan kami ke Euro 2000," kata Lobont dalam sebuah acara "Selamat Datang Hagi!" pada akhir Juni 1999. Itu menunjukkan betapa hebat dan besarnya peran Hagi bagi sepak bola Rumania. Dia adalah legenda terbesar bagi bangsa Rumania. Gelandang serang tangguh ini satu-satunya pemain Rumania yang pernah menyabet Player of The Year Rumania sebanyak 6 kali. Dia juga penyandang gelar pemain terbaik abad XX di Rumania.

Bakat bermain bolanya sungguh luar biasa. Jika berlari, bola seperti lengket di kakinya. Pengatur permainan yang cerdas. Tendangan kaki kirinya pun bukan main dahsyatnya. Pada Piala Dunia 1994, dia mencetak gol ajaib ke gawang Kolombia dari jarak 36,5 meter. Fantastis. Salah satu gol terbaik Piala Dunia 1994. Tak heran jika dia dijuluki sebagai Maradona dari Charpathia.

Memang, jika diukur dengan raihan trofi antarbangsa, Hagi belum pernah memberikan satu gelar pun untuk negeri tercintanya. Tapi, berkat dia, Rumania jadi diperhitungkan dalam percaturan sepak bola antarbangsa di level dunia. Hagi membawa Rumania menembus perempat final Piala Dunia 1994 – raihan tertinggi Rumania di Piala Dunia – dengan mempermalukan Argentina 3-2 di babak 16 besar.

Di level klub, Hagi juga tak kalah bersinar. Dia pernah jadi bintang di klub-klub raksasa Eropa. Sebut saja Real Madrid, Barcelona atau Galatasaray. Trofi Eropa seperti Piala UEFA dan Super Eropa pun pernah disabetnya. Sayang, Hagi tak pernah sekali pun mendapat penghargaan pemain terbaik versi UEFA atau FIFA. “Aku tak pernah mendapatkannya karena aku orang Rumania,” ujar Hagi setengah menggerutu.

BENGAL TAPI PATRIOTIS
Hagi tak pernah menutup-nutupi latar belakangnya yang buram. “Aku ini anak petani dan tinggal dengan binatang-binatang ternak di rumah,” katanya. Lahir di Constanta (Rumania) pada 25 Februari 1965, Hagi tumbuh di keluarga miskin. Faktor ini secara langsung atau tidak ikut membangun watak Hagi menjadi seorang yang bertemperamen tinggi, malah cenderung liar dan keras.

Pernah suatu waktu, saat datang ke Belanda bersama Tim Rumania pada Juni 2000, Hagi mencaci-maki petugas bandara. Dia merasa petugas bandara tidak menghargai tim Rumania sebagai negara. Hampir saja dia memukul petugas yang dia anggap arogan tersebut. Perilakunya di lapangan pun tak kalah bengalnya. Sebut saja kasus Rumania versus Italia di Piala Eropa 2000. Hagi terkena kartu merah karena dianggap men-takcling Antonio Conte. Sedangkan Hagi menganggap Conte melakukan diving. Lontaran caci-maki pun terumpat dari mulut Hagi kepada Vitor Manuel Melo Pereira, sang pengadil di lapangan hijau.

“Hagi seorang pemain hebat. Sesekali dia memang terlihat temperamental. Tapi ini hanya salah satu unsur yang membuatnya berbeda dengan legenda sepak bola lainnya,” kata Presiden FIFA, Sepp Blatter. Meski emosional dan meledak-ledak, tapi tak ada rakyat Rumania yang menghujatnya. Maklum, mereka sadar betul itu semua dilakukan Hagi karena kecintaannya kepada negara. Hagi adalah patriot sejati dari sepak bola. “Aku akan melakukan apa pun untuk negaraku,” begitulah Hagi berprinsip.

Seperti juga Maradona, selain patriotis, jiwa kepemimpinan Hagi sangat tinggi. Bulent Korkmaz, teman satu timnya di Galatasaray berkata, “Galatasaray tak punya ketakutan akan apa pun selama ada Hagi di lapangan. Dia sangat kuat dan percaya diri. Hagi memang terlahir sebagai pemimpin.”Berkat Hagi pula, Galatasaray sanggup untuk pertama kalinya merebut Piala UEFA 1999-00 dan Piala Super Eropa 2000. Namanya dicatat sebagai salah satu legenda hidup klub asal Turki tersebut.

Pada 2001, Hagi mengumumkan mundur dari sepak bola secara resmi. Kali ini tak ada kompromi untuk kembali main lagi. Rakyat Rumania terharu biru. Mereka juga sudah tak menahan Hagi agar mengurungkan niatnya, seperti pada tahun 1999. Hagi yang makin menua sudah bulad tekadnya. Rumania pun memberikan kado pertandingan perpisahan untuknya di Stadion Lia Manoliu, Bucharest, yang dihadiri 60 ribu penonton. Pemain yang pernah mencetak 35 gol dari 125 pertandingannya untuk timnas Rumania ini dinobatkan sebagai pemain Rumania terbaik abad ini. Namanya juga diabadikan sebagai nama sebuah stadion di kawasan Constanta, tempat dia dilahirkan. Itu juga bisa jadi pengobat rindu bagi rakyat Rumania kepada Hagi, sambil menunggu lahirnya Hagi baru. (yoyok/SOCCER)

Data Hagi :
 

Nama lengkap : Gheorghe Hagi
Julukan : Maradona dari Charpathia
Lahir : Constanta (Rumania), 25 Februari 1965
Posisi : Gelandang serang
Nomor kostum : 10
Karier klub : Farul Constanta (1982-1983), Sportul Bucharest (1983-1986), Steau Bucharest (1986-1990), Real Madrid (1990-1992), Brescia (1992-1994), Barcelona (1994-1996), Galatasaray (1996-2001)
Karier timnas: Rumania (1990-2000).
Prestasi : Juara Liga Rumania (1986-87, 1987-88, 1988-89, 1989-90), Piala Rumania (1986-87, 1987-88, 1988-89, 1989-90), Liga Turki (1996-97, 1997-98, 1998-99, 1999-00), Piala UEFA (1999-00), Piala Super Eropa (1986, 2000)

Gheorghe Hagi versus Hristo Stoitchkov

DI masanya, Gheorghe Hagi bukan satu-satunya binteng besar dari Eropa Timur. Bulgaria juga memiliki bintang besar dalam diri Hristo Stoitchkov. Keduanya sama-sama dianggap dewa sepak bola di negaranya. Kebetulan pula berasal dari eks negara komunis Eropa Timur, Rumania dan Bulgaria. Kedua megabintang yang seangkatan ini sering pula diperdebatkan, mana yang lebih unggul. Yang pasti, keduanya memilikie kehebatan dan pengaruh besar. Siapa yang terbaik, bisa tergantung dari mana dan siapa yang menilainya. Berikut sekadar perbandingan statistik keduanya.

Gheorghe Hagi :
 

Posisi: Gelandang serang
Karakter: Bertalenta tinggi tapi punya temperamen yang liar. Meledak-ledak.
Andalan: Tendangan kaki kirinya superkeras
Lama berkarier: 19 tahun
Gol di timnas: 35 dari 125 pertandingan
Raihan tertinggi di timnas: Membawa Rumania menembus perempat final PD 1994
Raihan tertinggi di klub: Juara Piala UEFA 1999-90 dan Super Eropa 2000 (Galatasaray)

Hristo Stoitchkov :

Posisi:
Striker
Karakter: Powerful dan memiliki bakat alam yang bagus. Bertemperamen panas.
Andalan: Tendangan kaki kirinya sangat akurat.
Lama berkarier: 19 tahun
Gol di timnas: 37 dari 84 pertandingan
Raihan tertinggi di timnas: Membawa Bulgaria menembus semifinal PD 1994
Raihan tertinggi di klub: Juara Liga Champions 1991-92 dan Piala Interkontinental 1992 (Barcelona)

Sumber : Kompasbola.com

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Cheap Web Hosting