Minggu, 02 Januari 2011

Mrs. Vette Pun Turut Semangati Indonesia

Mrs. Vicky Vette (c) Naughty
Bola.net - Salah satu trending topic Twitter hari ini adalah tentang timnas Indonesia yang akan berjuang untuk terakhir kalinya di Final Piala AFF 2010 leg kedua, tentu saja hal seperti ini menyita perhatian banyak pihak bahkan seorang bintang Porno, Internasional bernama Vicky Vette.Bintang panas yang akrab disapa Mrs. Vette tersebut turut mendoakan perjuangan berat timnas Garuda yang harus minimal menang 4-0 agar Piala AFF jatuh ke pelukan mereka.

Pada pagi hari ini Vicky memberikan tweet untuk harapannya bagi perjuangan timnas Garuda Merah-Putih dalam akun pribadi miliknya "Good luck to #Indonesia today in the #AFF - kick Malaysia's ass.... rt" Tidak hanya itu terhitung dari kemarin sesungguhnya ia sudah menyinggung Indonesia tercatat sebanyak dua kali dalam tweet yang ia luncurkan hari kemarin yang pertama terkait keinginannya untuk membeli kostum timnas kita. "Could not find an Indonesian team jersey... did try though..." Tulis wanita kelahiran Norwegia pada tanggal 12 Juni 1965 tersebut, dia sesungguhnya sudah berusaha untuk mencari jersey keluaran Nike itu namun nihil hasilnya.

"I still hope Indonesia kicks Malaysia's ass in the #AFF" adalah tweet lain yang ia tulis pada akunnya pada tanggal 28 Desember kemarin.Vette sendiri adalah bintang porno yang begitu tenar di Amerika, karirnya terbilang cemerlang dalam dunia yang dianggap sebagian orang adalah hal buruk tersebut.

Sumber : Bola.net

Jumat, 31 Desember 2010

Alamak... Celana Dalam Pemain Pun Dicuri

Gelandang Inggris Frank Lampard (kiri) dan kiper Robert Green tampak dari jendela bus tim Inggris ketika mereka meninggalkan kamp latihan dan hotel di Rustenburg pada Senin (28/6/2010).
KOMPAS.com — Ada-ada saja ulah maling selama Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Saking penginnya mencuri, celana dalam pun dicurinya. Eits... ini bukan sembarang celana dalam, lho!. Juru bicara kepolisian, Junior Metsi, mengungkapkan, petugas kebersihan hotel telah menyatroni kamar tempat para pemain Inggris menginap di Rustenburg. Lucunya, mereka lebih suka mengambil barang-barang pribadi milik "Three Lions" ketimbang uang.

Pencurian barang-barang pribadi itu terjadi sejak Senin (21/6/2010). Namun, korban baru melaporkan pada Sabtu (26/6/2010). Metsi mengatakan, jumlah uang yang dicuri mencapai 500 poundsterling atau Rp 7 juta. Kalau dibandingkan dengan uang saku dan gaji pemain Inggris, jumlah ini tak seberapa. Pencuri juga mengambil sebuah medali penghargaan dari FIFA serta pakaian dalam dan seragam Amerika Serikat yang dimiliki pemain Inggris saat tukar pakaian seusai laga penyisihan grup. Jika ditotal, jumlah yang dicuri itu mencapai nilai Rp 90 juta.

Polisi langsung menyelidiki kasus itu dan langsung menyelesaikannya dalam satu hari. Mereka mencari ke rumah-rumah para pegawai hotel. "Setiap barang yang dicuri telah ditemukan dan mereka (pencuri) kini di balik jeruji," kata Metsi. Pengadilan khusus Piala Dunia akhirnya menghukum empat pria dan satu wanita yang dianggap bersalah dalam kasus ini. Semuanya pegawai di Hotel Royal Marang, Rustenburg. Metsi tak mau menyebut pemain mana yang kecurian barang-barang "berharga" itu. Pemain Inggris kini telah kembali dari Afsel setelah tersingkir di perdelapan final lawan Jerman.

Bek Jerman Tepuk Buah Dada Wasit

Gelandang Hertha Berlin, Peter Niemeyer, menepuk buah dada wasit Bibiano Steinhaus, di tengah laga Bundesliga melawan Alemania Aachen, Senin (4/10/2010).
KOMPAS.com - Bek Hertha Berlin, Peter Niemeyer, meminta maaf karena menepuk payudara wasit Bibiano Steinhaus. Menurutnya, ia tak sengaja melakukan itu. Insiden itu terjadi saat Hertha Berlin melakoni pertandingan Bundesliga 2 melawan Alemania Aachen, Senin (4/10/2010). Menurut Niemeyer, ia sebenarnya ingin menepuk punggung Steinhaus. "Ia berdiri sedikit lebih jauh dari perkiraanku. Aku bermaksud memberinya tepukan di punggung. Namun, Anda juga harus sedikit menghibur pendukung," ujarnya.

Pertandingan itu merupakan pertandingan resmi pertama Steinhaus dan pertandingan resmi pertamanya yang disiarkan langsung di televisi. Menanggapi itu, Steinhaus mengatakan bahwa pertandingan yang berakhir 0-0 itu berlangsung dengan baik, tetapi menolak berkomentar soal tepukan Niemeyer itu. Sementara itu, menurut Daily Mirror, akibat insiden tersebut, media-media Jerman menjuluki Niemeyer "pengusap payudara".

"Lifestyle" LA Bikin Beckham Betah

David Beckham bersama keluarganya
KOMPAS.com — Bagi David Beckham, Los Angeles adalah kota yang sempurna. Bukan hanya karena suasana dan publiknya yang ramah, melainkan juga karena lifestyle (gaya hidup) kota itu yang cocok dengan Beckham dan keluarganya. Selain sebagai pebola profesional, Beckham merupakan selebriti papan atas dunia. Karier gemilang disertai wajah tampan membuatnya cocok dengan gaya hidup ala Hollywood. Kebetulan, Beckham juga bermain di LA Galaxy yang notabane merupakan klub kebanggaan publik Los Angeles. Maka tak heran, Beckham begitu menikmati masa pengabdiannya di Galaxy.

Meski kontraknya berakhir tahun depan, Beckham menunjukkan tanda-tanda akan tetap bertahan di kota tersebut. "Aku belum memikirkan apa yang akan terjadi setelah kontrak berakhir. Selama anak-anak senang, di mana pun mereka senang, kami akan tinggal di situ. Kami berencana tinggal di sini untuk sementara, tapi kami juga suka kembali ke Inggris," kata Beckham kepada ITV. "Kami nyaman sejak hari kami pindah ke sini. Ini merupakan tempat yang indah untuk hidup, tempat yang bagus untuk membawa anak-anak. Kami cinta London dan di sana akan selalu jadi rumah kami, tak perlu diragukan lagi. Kami masih punya rumah di sana. Kami masih punya semua keluarga kami di sana."

"Kami sangat merindukan hal itu, tapi kami sudah tinggal di sini selama empat tahun. Kami menjemput anak-anak dari sekolah dan pergi ke pantai. Kami juga dapat bermain bersama mereka di kolam renang. Ini adalah jenis lifestyle yang aku senangi. Ketika anak-anak bahagia, Anda akan menikmatinya," tuntas Beckham. Di Los Angeles, Beckham memang banyak menghabiskan waktunya bersama anak-anaknya. Dia juga tak canggung menemani anak-anaknya bermain skyboard di taman atau sekadar jalan-jalan.

8 Koleksi Mobil Supermewah Ronaldo

KOMPAS.com — Sebagai pemain termahal dunia, uang bukanlah masalah besar bagi seorang Cristiano Ronaldo. Gaji selangit membuatnya bebas membeli apa pun yang ia mau. Mulai dari rumah dengan luas tanah berhektar-hektar sampai dengan mobil-mobil termahal sejagat raya.

Tercatat, CR7 memiliki begitu banyak mobil mewah di garasinya. Namun, ia memiliki selera tersendiri. Berikut ini delapan mobil mewah milik CR7 yang paling sering ia kendarai.

1. Bugatti Veyron.

Bugatti Veyron, mobil terdahsyat milik Cristiano Ronaldo
Ini adalah jenis mobil terdahsyat milik Ronaldo. Bagaimana tidak, Bugatti Veyron adalah mobil tercepat dan termahal di muka bumi. Top speed-nya yang mencapai 253 mph atau sekitar 407 km/jam dan dapat mengalahkan mobil Formula 1 yang sanggup melaju hingga 360 km/jam. Harganya pun tak sembarangan, yakni mencapai 1,2 juta dollar AS atau sekitar Rp 10,8 miliar.

2. Rolls-Royce Phantom Drophead Coupe.

Rolls-Royce Phantom Drophead Coup
Rolls-Royce merupakan merek mobil yang sangat disegani di Inggris. Mobil ini biasanya hanya dimiliki oleh para bangsawan atau orang-orang yang memiliki harta berlimpah. Hanya beberapa orang yang saat ini memiliki mobil jenis Rolls-Royce Phantom Drophead Coupe di Inggris. Bayangkan saja, harganya mencapai 443.000 dollar AS atau sekitar Rp 4 miliar. Yang menakjubkan adalah di dalam bagasi mobil ini terdapat sebuah picnic boot. Ketika bagasi dibuka, maka akan keluar sebuah lemari otomatis yang menyimpan beberapa botol champagne dan perlengkapan piknik lainnya.

3. Porsche Cayenne Diesel
.

Porsche Cayenne Diesel

Mobil ini baru meluncur pada bulan Mei lalu, tetapi CR7 yang sudah menunggu-nunggu sejak lama langsung getol membelinya. Mobil ini memiliki mesin dahsyat, yaitu mengusung mesin 3.0 liter V6 8 transmisi percepatan triptonic. Kecepatan maksimumnya pun hingga 218 km/jam. Untuk konsumsi BBM, mobil ini bisa menghabiskan 10,5 liter untuk jarak 100 km. Harganya, 49.000 euro atau sekitar Rp 600 juta.

4. BMW M6
.

BMW M6.
Mobil ini telah mendapat pengakuan di seluruh dunia sebagai mobil impian bagi mereka yang suka otomotif dan bergaya sporty. Mobil ini tentu saja sangat cocok dengan pekerjaan Ronaldo sebagai seorang atlet papan atas dunia. Meski harganya mencapai 100.000 dollar AS (sekitar Rp 900 juta), Ronaldo tak memiliki masalah untuk membeli dan memajangnya di garasi.

5. Porsche 911.

Porsche 911.
Mobil ini sangat terbatas. Pihak Porsche hanya menyediakan sebanyak 356 unit. Untuk memboyong mobil beratap terbuka dengan gaya roadster klasik ini, Ronaldo rela merogoh kocek dalam-dalam sebesar 201.682 euro atau sekitar Rp 2,4 miliar.

6. Bentley Continental GT.

Bentley Continental GT
Mobil ini adalah Bentley terkuat yang pernah dibuat dan yang pertama menembus kecepatan 320 km/jam. CR7 yang naksir berat dengan mobil ini harus mengeluarkan dana sebesar 375.000 dollar AS atau sekitar Rp 4,5 miliar untuk bisa mengendarainya.

7. Ferrari F430.

Ferrari F430.
 
Mobil sport dua tempat duduk ini sebenarnya telah pensiun. Namun, Ronaldo sangat sayang terhadap Ferrari jenis ini. Karena itu, ia tak mau menjual dan masih sering mengendarai mobil seharga 188.000 dollar AS (kira-kira Rp 1,6 miliar) tersebut.

8. Audi R8.

Audi R8
Mobil super ini dapat mencapai kecepatan puncak hingga 316 km/jam. Harganya pun juga selangit, yakni 109.000 dollar AS atau sekitar Rp 982 juta. 

Sumber : Kompasbola.com

Franco Baresi, Il Bandiera Sakral

Franco Baresi saat masih muda dan sudah menjadi andalan AC Milan.
Sekilasbola -Milan adalah Franco Baresi. Demikian pula sebaliknya. Pameo itu bertahan di San Siro selama hampir 20 tahun karier Franco Baresi di AC Milan sejak 1978-1997. Tak ada yang meragukannya. Tanpa Baresi, Milan seperti tidak utuh. Sebab, dia adalah pemimpin, inspirator, penjaga, sekaligus bangunan wibawa klub tersebut. Itulah Baresi, legenda Milan yang baru-baru ini datang ke Jakarta. Selama kariernya, Baresi telah menjadi simbol AC Milan. Dia merupakan roh klub tersebut. Orang Italia menyebutnya il bandeira. Defender yang tak hanya menjadi pilar pertahanan AC Milan, tapi juga keseluruhan permainan tim.

Wajar jika pada partai terakhirnya bersama Milan pada 1997, ribuan tifosi I Rossoneri menangisinya. Seolah, mereka telah kehilangan segala kekuatannya. Baresi pun tak sanggup menahan haru. “Seandainya bisa, aku ingin tetap muda lebih lama. Tapi aku sudah tua dan saatnya harus memberi tempat buat yang lebih muda. Toh, aku tidak meninggalkan Milan dan tetap bersama kalian,” kata Baresi yang saat itu langsung diangkat sebagai Wakil Presiden AC Milan.

Bersama Baresi, Milan memang telah mengeruk banyak kebesaran. Selain mendominasi Liga Serie-A, geng Giuseppe Meazza ini juga menguasai kompetisi Eropa. Tiga kali menjuarai Liga Champions, puls dua gelar Piala Interkontinental. Sosoknya dianggap sakral dan tak tergantikan. Il Capitano, demikian dia disebut tifosi Milan. Dia sudah menjadi kapten sejak umur 22 dan begitu seterusnya sampai masa pensiun. Kepemimpinan panjang yang penuh kesan. Bagi mereka, sebutan Il Capitano sama halnya dengan “kamerad” buat seorang pemimpin negeri. Nomor punggungnya yang bernomor 6 pun disakrakalkan dan diabadikan.

“Nomor itu tak akan pernah dipakai pemain mana pun di Milan, karena sudah menjadi milik Franco Baresi. Dan, rasanya tak akan pernah ada lagi pemain seperti dia. Pemain yang begitu berjasa buat klub ini,” kata Presiden AC Milan, Silvio Berlusconi. Itu juga karena dedikasinya kepada klub begitu besar. Sejak masuk Milan, Baresi tak pernah melirik rumput klub lain. Baginya, Milan sudah menajdi bagian dari hidupnya. Dia begitu mencintai klub itu.

Padahal, godaan kepadanya begitu besar. Sebagai pemain yang dinilai defender terbaik saat itu, banyak klub yang membutuhkan pelayanannya. Namun, Baresi tak pernah tergoda. Sebab, semangat dan jiwanya berada di San Siro. Selain kehebatan permainan, kewibawaan, dan prestasi yang dia berikan, dedikasi serta kesetiaannya membuat sosoknya semakin sakral. “Uang tidak akan pernah bisa menggantikan kesetiaan dan cinta. Aku tidak pernah berpikir pindah ke mana pun, meski ditawari gelimang kemewahan. Akan lebih memuaskan jika aku bisa mengakhiri karier di Milan,” katanya pada 1994, seusai membawa Milan juara Liga Champions.

DISAMAKAN BECKENBAUER :
 
Sebagai defender, kemampuan Baresi memang luar biasa. Dia punya kecepatan, kekuatan, juga kecerdasan dalam membaca permainan. Selain itu, dia juga tenang dan berwibawa. Tak hanya teman-temannya yang hormat kepadanya, tapi juga para lawan. Faktor-faktor itu masih didukung keberanian yang besar, juga teknik yang tinggi. “Dia defender terbaik dunia. Di masanya, tak ada pemain belakang yang bisa menandinginya. Kemampuannya bersaing dengan Franz Beckenbauer (defender Jerman, Red),” puji Giancarlo Rinaldi, pengamat sepak bola Italia.

Kebetulan, kedua legenda itu sama-sama punya inisial FB. Lagi pula, dalam bahasa sehari-hari Italia, Franco sering diucapkan dengan Franz atau Frank. Namun, bukan lantaran kebetulan itu yang membuat Baresi disamakan dengan Beckenbauer. Pemain asal Brescia ini memang memiliki gaya dan kualitas permainan yang sama dengan Beckenbauer. “Saya kira, memang hanya dua defender yang begitu melegenda dan memiliki kewibawaan serta rekor yang hebat. Mereka adalah Beckenbauer dan Baresi. Keduanya punya kualitas yang setara,” puji Arrigo Sacchi yang pernah melatih Baresi di Milan.

Yang membedakan dari keduanya soal prestasi di timnyas. Beckenbauer begitu menonjol dan pernah membawa Jerman juara Piala Dunia 1974 sebagai pemain. Sementara Baresi belum sekali pun. Ketika Italia juara Piala Dunia 1982, dia hanya menajdi pemain cadangan dan tak pernah sekali pun bermain.

Di posisi bek tengah, nama Gaetano Scirea masih terlalu kuat. Pelatih Italia saat itu, Enzo bearzot mengatakan, “Baresi baru 22 tahun dan dia masih punya banyak wakt,” katanya.Sayang, waktu yang dilaklui Baresi bersama Gli Azzurri kurang sukses. Dia hanya bisa membawa Italia berada di urutan ke-3 Piala Dunia 1990 dan runner-up di Piala Dunia 1994. Meski begitu, kegagalan itu tak melunturkan kehebatannya. Sebagai kapten, dia tetap sosok berwibawa dan mampu mengatur tim dengan baik. Sebagai defender, dia benteng yang sulit ditembus. Sebagai tokoh, dia begitu menonjol hingga disebut Il bandiera. Ya, dia memang simbol sakral I Rossoneri yang sulit dicari penggantinya. (HPR)

Fakta Baresi :

Nama lengkap:
Franco Baresi
Julukan: Il Capitano, Piscinin
Lahir: Travagliato, Brescia (Italia), 8 Mei 1960
Posisi: Defender
Nomor kostum: 6
Karier klub: AC Milan (1978-1997)
Karier timnas: Italia (1982-1994)
Prestasi: Juara Serie-A (1978-79, 1987-88, 1991-92, 1992-93, 1993-94, 1995-96), juara Piala Italia (1987-88, 1991-92, 1992-93, 1993-94), juara Liga Champions (1988-89, 1989-90, 1993-94), juara Piala Interkontinental (1989, 1990), juara Piala Super Eropa (1989, 1990, 1994)

Rekor-rekor Baresi :

Gol di timnas: 1
Gol buat AC Milan: 12
Musim yang dijalani: 21
Jumlah pertandingan resmi: 716
Partai di Serie-A: 470
Partai di Serie-B: 61
Partai di Piala Italia: 97
Partai di timnas: 50
Partai di Liga Champions: 19
Partai di Piala Super Eropa: 6
Partai di Piala Interkontinental: 4
Partai di Mitropa Cup: 3
Partai di Piala Super Italia: 5
Partai di playoff UEFA: 1

Putra Masalah.
 
Tempat kelahiran Baresi di daerah Brescia bernama Travagliato. Dalam terjemahan bebas berarti “masalah”. Sebab itu, Baresi sering dinilai putra masalah. Bukan membawa masalah, tapi dia hidup dalam masalah yang cukup memprihatinkan. Ketika masih 13 tahun, ibunya meninggal. Empat tahun kemudian ayahnya menyusul. Dia dan kakaknya yang juga pemain Inter Milan, Giuseppe Baresi, terpaksa merawat adik mereka, Lucia.

Itu pula sebabnya, Baresi sangat ingin menjadi pemain sepak bola untuk mengangkat derajat hidupnya. Selepas kematian ibunya, dia melamar ke tim junior Milan. Tapi, dia ditolak. Pada usaha keduanya, dia masih ditolak. Meski begitu, dia tak putus asa. Ketika umurnya menginjak 14 tahun, Milan baru menerimanya. Keputusan tepat. Jika tidak, Milan pasti akan menyesal seumur-umur. Sebab, begitu masuk tim junior, Baresi langsung menonjol. Bahkan dia langsung menunjukkan sifat kepemimpinannya, selain menjadi pilar tim.

Empat tahun kemudian, tanpa ragu Milan langsung menariknya ke tim senior. Di musim pertamanya (1977-78), dia tampil gemilang. Setelah itu, dia selalu menjadi pemain utama. “Kerja keras dan dedikasi menjadi kunci utama untuk sukses,” demikian dia pernah berujar. Anak yang tadinya hidup dalam kehidupan bermasalah dan di kota yang berarti masalah itu, akhirnya menyelesaikan masalah pertahanan di Milan.

Gheorghe Hagi, Maradona dari Carpathian

Legenda sepak bola Rumania, Gheorghe Hagi.
Sekilasbola - Kalender menunjuk Januari 1999. Rakyat Rumania terhenyak mendengar kabar bahwa legenda hidup mereka, Gheorghe Hagi, akan gantung sepatu dari lapangan hijau. Ini tidak boleh terjadi. Rumania sebentar lagi akan berlaga di Piala Eropa 2000 di Belanda dan Belgia. Dan, Rumania masih butuh pemain gaek berumur (waktu itu) 34 tahun tersebut.

Rakyat seluruh negeri pun bersatu. Mereka patungan duit guna membeli seekor kuda balap untuk dihadiahkan kepada Hagi. Rakyat Rumania bersatu-padu untuk memohon kepada Hagi agar tidak pensiun dulu. Hagi kemudian tak berkutik.“Aku sempat menitikkan air mata kala itu. Harga kuda itu memang tak seberapa bagi saya. Tetapi perhatian mereka terhadap saya ternyata begitu tulus dan begitu besar,” ujar Hagi. Dia pun membatalkan niatnya untuk pensiun. Demi bangsa dan negara.

Kiper utama Rumania, Bogdan Lobont, tak mampu mengendalikan rasa haru begitu tahu Hagi bersedia merumput lagi. “Aku bahagia dan rela merapikan tempat tidur Hagi setiap pagi di kamp latihan kalau dia bersedia kembali bergabung dengan kami ke Euro 2000," kata Lobont dalam sebuah acara "Selamat Datang Hagi!" pada akhir Juni 1999. Itu menunjukkan betapa hebat dan besarnya peran Hagi bagi sepak bola Rumania. Dia adalah legenda terbesar bagi bangsa Rumania. Gelandang serang tangguh ini satu-satunya pemain Rumania yang pernah menyabet Player of The Year Rumania sebanyak 6 kali. Dia juga penyandang gelar pemain terbaik abad XX di Rumania.

Bakat bermain bolanya sungguh luar biasa. Jika berlari, bola seperti lengket di kakinya. Pengatur permainan yang cerdas. Tendangan kaki kirinya pun bukan main dahsyatnya. Pada Piala Dunia 1994, dia mencetak gol ajaib ke gawang Kolombia dari jarak 36,5 meter. Fantastis. Salah satu gol terbaik Piala Dunia 1994. Tak heran jika dia dijuluki sebagai Maradona dari Charpathia.

Memang, jika diukur dengan raihan trofi antarbangsa, Hagi belum pernah memberikan satu gelar pun untuk negeri tercintanya. Tapi, berkat dia, Rumania jadi diperhitungkan dalam percaturan sepak bola antarbangsa di level dunia. Hagi membawa Rumania menembus perempat final Piala Dunia 1994 – raihan tertinggi Rumania di Piala Dunia – dengan mempermalukan Argentina 3-2 di babak 16 besar.

Di level klub, Hagi juga tak kalah bersinar. Dia pernah jadi bintang di klub-klub raksasa Eropa. Sebut saja Real Madrid, Barcelona atau Galatasaray. Trofi Eropa seperti Piala UEFA dan Super Eropa pun pernah disabetnya. Sayang, Hagi tak pernah sekali pun mendapat penghargaan pemain terbaik versi UEFA atau FIFA. “Aku tak pernah mendapatkannya karena aku orang Rumania,” ujar Hagi setengah menggerutu.

BENGAL TAPI PATRIOTIS
Hagi tak pernah menutup-nutupi latar belakangnya yang buram. “Aku ini anak petani dan tinggal dengan binatang-binatang ternak di rumah,” katanya. Lahir di Constanta (Rumania) pada 25 Februari 1965, Hagi tumbuh di keluarga miskin. Faktor ini secara langsung atau tidak ikut membangun watak Hagi menjadi seorang yang bertemperamen tinggi, malah cenderung liar dan keras.

Pernah suatu waktu, saat datang ke Belanda bersama Tim Rumania pada Juni 2000, Hagi mencaci-maki petugas bandara. Dia merasa petugas bandara tidak menghargai tim Rumania sebagai negara. Hampir saja dia memukul petugas yang dia anggap arogan tersebut. Perilakunya di lapangan pun tak kalah bengalnya. Sebut saja kasus Rumania versus Italia di Piala Eropa 2000. Hagi terkena kartu merah karena dianggap men-takcling Antonio Conte. Sedangkan Hagi menganggap Conte melakukan diving. Lontaran caci-maki pun terumpat dari mulut Hagi kepada Vitor Manuel Melo Pereira, sang pengadil di lapangan hijau.

“Hagi seorang pemain hebat. Sesekali dia memang terlihat temperamental. Tapi ini hanya salah satu unsur yang membuatnya berbeda dengan legenda sepak bola lainnya,” kata Presiden FIFA, Sepp Blatter. Meski emosional dan meledak-ledak, tapi tak ada rakyat Rumania yang menghujatnya. Maklum, mereka sadar betul itu semua dilakukan Hagi karena kecintaannya kepada negara. Hagi adalah patriot sejati dari sepak bola. “Aku akan melakukan apa pun untuk negaraku,” begitulah Hagi berprinsip.

Seperti juga Maradona, selain patriotis, jiwa kepemimpinan Hagi sangat tinggi. Bulent Korkmaz, teman satu timnya di Galatasaray berkata, “Galatasaray tak punya ketakutan akan apa pun selama ada Hagi di lapangan. Dia sangat kuat dan percaya diri. Hagi memang terlahir sebagai pemimpin.”Berkat Hagi pula, Galatasaray sanggup untuk pertama kalinya merebut Piala UEFA 1999-00 dan Piala Super Eropa 2000. Namanya dicatat sebagai salah satu legenda hidup klub asal Turki tersebut.

Pada 2001, Hagi mengumumkan mundur dari sepak bola secara resmi. Kali ini tak ada kompromi untuk kembali main lagi. Rakyat Rumania terharu biru. Mereka juga sudah tak menahan Hagi agar mengurungkan niatnya, seperti pada tahun 1999. Hagi yang makin menua sudah bulad tekadnya. Rumania pun memberikan kado pertandingan perpisahan untuknya di Stadion Lia Manoliu, Bucharest, yang dihadiri 60 ribu penonton. Pemain yang pernah mencetak 35 gol dari 125 pertandingannya untuk timnas Rumania ini dinobatkan sebagai pemain Rumania terbaik abad ini. Namanya juga diabadikan sebagai nama sebuah stadion di kawasan Constanta, tempat dia dilahirkan. Itu juga bisa jadi pengobat rindu bagi rakyat Rumania kepada Hagi, sambil menunggu lahirnya Hagi baru. (yoyok/SOCCER)

Data Hagi :
 

Nama lengkap : Gheorghe Hagi
Julukan : Maradona dari Charpathia
Lahir : Constanta (Rumania), 25 Februari 1965
Posisi : Gelandang serang
Nomor kostum : 10
Karier klub : Farul Constanta (1982-1983), Sportul Bucharest (1983-1986), Steau Bucharest (1986-1990), Real Madrid (1990-1992), Brescia (1992-1994), Barcelona (1994-1996), Galatasaray (1996-2001)
Karier timnas: Rumania (1990-2000).
Prestasi : Juara Liga Rumania (1986-87, 1987-88, 1988-89, 1989-90), Piala Rumania (1986-87, 1987-88, 1988-89, 1989-90), Liga Turki (1996-97, 1997-98, 1998-99, 1999-00), Piala UEFA (1999-00), Piala Super Eropa (1986, 2000)

Gheorghe Hagi versus Hristo Stoitchkov

DI masanya, Gheorghe Hagi bukan satu-satunya binteng besar dari Eropa Timur. Bulgaria juga memiliki bintang besar dalam diri Hristo Stoitchkov. Keduanya sama-sama dianggap dewa sepak bola di negaranya. Kebetulan pula berasal dari eks negara komunis Eropa Timur, Rumania dan Bulgaria. Kedua megabintang yang seangkatan ini sering pula diperdebatkan, mana yang lebih unggul. Yang pasti, keduanya memilikie kehebatan dan pengaruh besar. Siapa yang terbaik, bisa tergantung dari mana dan siapa yang menilainya. Berikut sekadar perbandingan statistik keduanya.

Gheorghe Hagi :
 

Posisi: Gelandang serang
Karakter: Bertalenta tinggi tapi punya temperamen yang liar. Meledak-ledak.
Andalan: Tendangan kaki kirinya superkeras
Lama berkarier: 19 tahun
Gol di timnas: 35 dari 125 pertandingan
Raihan tertinggi di timnas: Membawa Rumania menembus perempat final PD 1994
Raihan tertinggi di klub: Juara Piala UEFA 1999-90 dan Super Eropa 2000 (Galatasaray)

Hristo Stoitchkov :

Posisi:
Striker
Karakter: Powerful dan memiliki bakat alam yang bagus. Bertemperamen panas.
Andalan: Tendangan kaki kirinya sangat akurat.
Lama berkarier: 19 tahun
Gol di timnas: 37 dari 84 pertandingan
Raihan tertinggi di timnas: Membawa Bulgaria menembus semifinal PD 1994
Raihan tertinggi di klub: Juara Liga Champions 1991-92 dan Piala Interkontinental 1992 (Barcelona)

Sumber : Kompasbola.com

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Cheap Web Hosting